09 Januari 2016

DI MANAKAH MEMULAINYA?



Selamat pagi dan Selamat Tahun Baru Sahabatku.. Semoga dengan bergantinya Tahun 2015 ke tahun 2016 maka kita dapat semakin bergiat untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan.. Dan semoga dengan adanya blog renungan harian kristen ini kita dapat semakin lebib dikuatkan imannya.. Amin.
"Lalu kata malaikat itu kepada mereka: 'Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud'" (Lukas 2:10,11).
Di manakah untuk memulai kisah Yesus? Itulah masalahnya. Tentu saja, kita bisa mulai pada kelahiran-Nya di Betlehem. Tetapi sebagian besar cerita itu akan hilang. Bagaimanapun, gambaran Alkitab tentang 33 tahun kehidupan-Nya di bumi tidak dapat dikatakan puncak gunung es suatu keberadaan yang mulai dari kekekalan di masa lalu kepada kekekalan di masa mendatang. Maka, renungan ini mengenai kehidupan Kristus dimulai dengan kisah-Nya sebelum inkarnasi dan ditutup dengan pelayanan-Nya setelah kenaikan, yang berlanjut hingga kepada kekekalan.
 
Lagu tema perjalanan kita sepanjang tahun ini, sambil menatap Tuhan kita, adalah karya Helen Lemmel: “Pandanglah pada Yesus." Sebagai bagian pengalaman renungan harian, saya anjurkan Anda menyanyikan refrainnya setiap hari: "Pandanglah pada Yesus, lihat wajah-Nya yang mulia.

Dan lenyaplah kesenangan dunia, dalam terang kemuliaan-Nya.”
Setelah menyanyikannya 366 hari, saya jamin Anda akan mengingat kata-kata itu dalam memori dan kata-kata itu akan muncul dalam pikiran Anda berulang kali sepanjang sisa hidup Anda
Sementara itu, kita perlu menetapkan pandangan kita kepada Yesus dan mengikuti pernyataan para malaikat bagi para gembala dalam Lukas 2:10, 11. Barangkali aspek paling luar biasa dari perikop itu adalah fokusnya kepada bayi yang baru lahir sebagai “Kristus, Tuhan.”
Pernyataan itu akan mencolok dari lembaran Alkitab bagi mereka yang baru pertama kali membacanya. Bagaimanapun, “Tuhan” adalah kata yang digunakan dalam bahasa Yunani untuk “Yahweh,” yang adalah nama sebenarnya bagi Allah di Perjanjian Lama. Itulah pengumuman para malaikat, menyatakan anak itu adalah Allah. Di kemudian hari, para pembaca bukan Yahudi mendapatkan pesan sama, karena dunia kafir sering memakai ungkapan itu untuk mengacu kepada para dewa mereka.

Baca Juga :
Ungkapan Kristus adalah juga ekspresi keilahian Yesus, karena kata itu adalah terjemahan kata Yunani “Mesias” yang berarti “yang diurapi.” Walau kita dapat melihat seorang raja atau pendeta diurapi, orang Yahudi mengharapkan bahwa, nanti pada waktunya Allah akan mengirim seorang yang diurapi, seseorang yang akan melakukan kehendak-Nya dengan cara yang istimewa.
Dan bukan main cara itu! “Kabar baik” dari malaikat itu adalah Yesus akan menjadi “Juruselamat” bagi “semua” orang. Marilah kita bersukacita bersama-sama para malaikat (ayat 13,14).
"Lalu kata malaikat itu kepada mereka: 'Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud'" (Lukas 2:10,11).
Di manakah untuk memulai kisah Yesus? Itulah masalahnya. Tentu saja, kita bisa mulai pada kelahiran-Nya di Betlehem. Tetapi sebagian besar cerita itu akan hilang. Bagaimanapun, gambaran Alkitab tentang 33 tahun kehidupan-Nya di bumi tidak dapat dikatakan puncak gunung es suatu keberadaan yang mulai dari kekekalan di masa lalu kepada kekekalan di masa mendatang. Maka, renungan ini mengenai kehidupan Kristus dimulai dengan kisah-Nya sebelum inkarnasi dan ditutup dengan pelayanan-Nya setelah kenaikan, yang berlanjut hingga kepada kekekalan.
Lagu tema perjalanan kita sepanjang tahun ini, sambil menatap Tuhan kita, adalah karya Helen Lemmel: “Pandanglah pada Yesus." Sebagai bagian pengalaman renungan harian, saya anjurkan Anda menyanyikan refrainnya setiap hari: "Pandanglah pada Yesus, lihat wajah-Nya yang mulia.
Dan lenyaplah kesenangan dunia, dalam terang kemuliaan-Nya.”
Setelah menyanyikannya 366 hari, saya jamin Anda akan mengingat kata-kata itu dalam memori dan kata-kata itu akan muncul dalam pikiran Anda berulang kali sepanjang sisa hidup Anda.
Sementara itu, kita perlu menetapkan pandangan kita kepada Yesus dan mengikuti pernyataan para malaikat bagi para gembala dalam Lukas 2:10, 11. Barangkali aspek paling luar biasa dari perikop itu adalah fokusnya kepada bayi yang baru lahir sebagai “Kristus, Tuhan.”
Pernyataan itu akan mencolok dari lembaran Alkitab bagi mereka yang baru pertama kali membacanya. Bagaimanapun, “Tuhan” adalah kata yang digunakan dalam bahasa Yunani untuk “Yahweh,” yang adalah nama sebenarnya bagi Allah di Perjanjian Lama. Itulah pengumuman para malaikat, menyatakan anak itu adalah Allah. Di kemudian hari, para pembaca bukan Yahudi mendapatkan pesan sama, karena dunia kafir sering memakai ungkapan itu untuk mengacu kepada para dewa mereka.
Ungkapan Kristus adalah juga ekspresi keilahian Yesus, karena kata itu adalah terjemahan kata Yunani “Mesias” yang berarti “yang diurapi.” Walau kita dapat melihat seorang raja atau pendeta diurapi, orang Yahudi mengharapkan bahwa, nanti pada waktunya Allah akan mengirim seorang yang diurapi, seseorang yang akan melakukan kehendak-Nya dengan cara yang istimewa.
Dan bukan main cara itu! “Kabar baik” dari malaikat itu adalah Yesus akan menjadi “Juruselamat” bagi “semua” orang. Marilah kita bersukacita bersama-sama para malaikat (ayat 13,14).

ADVERTISEMENT
Subscribe to this Blog via Email :